Proses
Perencanaan
- Pengertian Perencanaan ( Planning ).
Pada dasarnyayang
dimaksud dengan perencanaan yaitu, memberi jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana
(where), mengapa (why), dan bagaimana (how).Jadi perencanaan yaitu
fungsi dari seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari
sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutussan tujuan-tujuan,
kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-program yang dilakukan.
(Oleh
T.Hani Handoko, op cit, hal. 77-78.)
- Empat tahap dasar perencanaan.
- Menetapkan Tugas dan Tujuan.
Antarantugas dan
tujuan tidak dapat di pisahkan, suatu rencana tidak diformulir tanpa
di tetapkanterlebih dahulu apa yang menjadi tugas dan
tujuannya.Tugasdiartikan sebagai apa yang harus dilakukan, sedang
tujuan yaitu suatu atau nilai yang akan diperoleh.
- Observasi dan Analisa.
Menentukan
factor-faktor apa yang dapat memudahkan dalam pencapaian tujuan
(Observasi), bila sudah di ketahui dan terkumpul, maka dilakukan
analisa terhadapnya untuk ditentukan mana yang akan digunakan.
- Mengadakan Kemungkinan-kemungkinan.
Faktor yang tersedia
memberikan perencanaan membuat beberapa kemungkinan dalam pencapaian
tujuan.Dimana kemungkinan yang telah diperoleh dapat diurut atas
dasar tertentu, missal lamanya peyelesaian, besarnya biaya yang
dibutuhkan, efisiensi dan efektifitas dan lain sebagainya.
- Membuat Sintesa
Sintesa yaitu
alternative yang akan dipilih dari kemungkinan-kemungkinan yang ada
dengan cara mengawinkan sintesa dari kemungkinan-kemunkinan
tersebut.Kemungkinan-kemungkinan tersebut tidak mungkin diambil salah
satu saja, sebab setiap kemungkinan yang ada mempunyai
kelemahan-kelemahan.
- Rencana Operasional (Operasional Plan).
Merupakan penjabaran
dari perencanaan strategic, adapun bentuk dari perencanaan ini yaitu
berupa anggaran dan prinsip-prinsip operasional, yaitu :
- Consentrated, penerapan dari asas pengendalian yang dilaksanakan oleh manajer, agar terlaksana unity of command dan unity of direction dalam setiap program kerja.
- Integrated, penerapan aspek koordinasi dalam setiap pekerjaan agar tercapai keterpaduan kerja guna menjamin tujuan yang efektif.
- Continue, perlunya kesinambungan program kerja sehingga dapat digunakan untuk perbaikan-perbaikan program kerja selanjutnya, sehingga terjadi peningkatan efisiensi.
- Multi instansion approach, agar integrasi tugas tetap terjaga dengan di dukung system yang baik.
Rencana ini meliputi
perencanaan terhadap kegiatan-kegiatan operasional dan bersifat
jangka pendek.
Adapun dua rencana
operasional yang perlu di ketahui, yaitu :
- Rencana sekali pakai (Single use plan), yaitu kegiatan yang tidak digunakan lagi setelah tercapainya tujuan dan ini sifatnya lebih terperinci karena hannya sekali pakai.
- Rencana tetap (Standing plan), yaitu berupa pendekatan-pendekatan standart untuk penanganan-penanganan situasi-situasi yang dapat diperkirakan terlebih dahulu dan akan terjadi berulang-ulang.
- Rencana Strategik (Strategic Plan).
Bagian dari rencana
global yang lebih terperinci.Dimana dengan menyusun kerangka kerja
yang akan dilakukan untuk mencapai rencana global, dimensi waktunya
adalah jangka panjang.
Tiga alasan
penggunaan perencanaan strategic ini, yaitu : (Oleh
T.Hani Handoko, op cit, hal. 92.)
- Memberikan kerangka dasar bagi perencanaan lainnya yang akan dilakukan.
- Mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya.
- Titik permulaan pemahaman dan penilaian kegiatan menajer dan organisasi.
Langkah-langkah
Proses Perencanaan Strategik : (Oleh
Daut Scendel dan Charles, W Hofer eds, Strategic Management a New
View of Business Policy Planing, Litle, Brown, Boston 1978.)
- Penentuan misi dan tujuan organisasi.
- Pengembangan profil perusahaan tentang kondisi dan kemampuan perusahaan.
- Analisa lingkungan external.
- Analisa internal.
- Identifikasi kesempatan dan ancaman strategic.
- Pembuatan keputusan strategic yang mencakup penetapan, penilaian dan pemilihan alternative yang akan digunakan.
- Pengembangan strategic perusahaan.
- Implementasi strategic.
- Peninjauan kembali dan evaluasi dengan memonitoring dan membandingkan serta menilai semua kegiatan yang dilakuakan dengan yang akan dicapai.
- Faktor waktu dan Perencanaan.
Penetapan
Tujuan
- Misi dan Tujuan Organisasi (Organization Goal)
Tujuan berbeda
dengan sasaran, dimana tujuan cakupannya lebih luas di bandingkan
dengan sasaran.Sasaran merupakan tujuan yang lebih khusus.Berbeda
dengan pengeertian misi di mana misi merupakan pernyataan umum dan
abadi tentang maksud tujuan organisasi yang membedakan organisasi
yang satu dengan yang lainya.
Etzioni mengatakan
bahwa tujuan organisasi merupakan keadaan yang diinginkan organisasi
yang dikaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai yang dinyatakan dalam
suatu pernyataan.Serta memperkirakan tentang keadaan di masa yang
akan datang.
Dua unsur dari pada
tujuan, yaitu :
- Hasil akhir yang ingin dicapai.
- Kegiatan yang dilakukan saat ini untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam bukunya
Manullag. Davis membagi tujuan menjadi tiga jenis, yaitu :
- Tujuan Primer
- Tujuan Kolateral
- Tujuan Sekunder
- Fungsi tujuan
- Sebagai dasar dan patokan bagi kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi baik pengarahan, penyaluran usaha-usaha maupun kegiatan dari para anggota organisasi tersebut tanpa kecuali.
- Sumber legitimasi dengan meningkatkan kemampuan kegiatan-kegiatan yang dilakukan guna mendapatkan sumberdaya yang diperlukan dalam proses produksi dan mendapatkan dukungan dari linkungan yang berada di sekitarnya.
- Sebagai standart pelaksanaan dengan mendasarkan diri pada tujuan yang akan dicapai yang dibuat secara jelas dan dapat di pahami oleh anggota lainnya.
- Sumber mitivasi untuk mendorong anggota lainnya dalam melaksanakan tugasnya, missal dengan memberikan insentif bagi anggota yang melaksanakan tugasnya dengan baik, menghasilkan produk di atas standart dan lain sebagainya yang akhirnya dapat mendorong anggota lainnya.
- Sebagai dasar rasional perusahaan, karena tujuan ini merupakan dasar perancangan dari organisasi.
- Managemen By Objective (MBO)
Management By
Objective (MBO) menekankan pada pentingnya peranan tujuan dalam
perencanaan yang efektif, dengan menetapkan prosedur pencapaian baik
yang formal maupun informal, pertama dengan menetapkan tujuan yang
akan dicapai dilanjutkan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan
sampai selesai baru diadakan peninjauan kembali atas pekerjaan yang
telah dilakukan.
MBO adalah suatu
proses partisipasi yang di rumuskan dalam bentuk misi atau sasaran,
yang dapat di ukur dimana pengunaan ukuran ini sebagai pedoman bagi
pengoperasian satuan kerja.
Maksud utama
penggunaan MBO yaitu untuk mencapai efisiensi dalam operasi seluruh
kegiatan organisasi.Proses penerapan MBO ini tergantung pada dua
hipotesa, yaitu :
- Bila seseorang sudah terikat pada tujuan organisasi, diharapkan dia bersedia berkorban lebih besar.
- Kapan saja seseorang memperkirakan sesuatu bakal terjadi, maka dia berusaha akan mewujudkannya.
Pebuatan
Keputusan
- Tipe-tipe keputusan
- Proses pembuatan keputusan
- Pemahaman dan Perumusan Masalah
Manajer harus dapat
menemukan masalah apa yang sebenarnya, dan menentukan bagian-bagian
mana yang harus dipecahkan dan bagian mana yang seharusnya
dipecahkan.
- Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan
Setelah masalahnya
ditemukan, lalu ditentukan dan dibuatkan rumusnya untuk membuat
keputusan yang tepat.
- Pengembangan Alternatif
Pengembangan
alternative memungkinkan menolak kecenderungan membuat keputusan yang
cepat agar tercapainya keputusan yang efektif.
- Pengevaluasian terhadap Alternatif yang digunakan
Menilai efktivitas
dari alternative yang dipakai, yang diukur dengan menghubungkan
tujuan dan sumberdaya organisasi dengan yang realistic serta menilai
seberapa baik alternative yang diambil dapat membantu pemecahan
masalah.
- Pemilihan Alternatif Terbaik
Didasarkan pada
informasi yang diberikan kepada manajer dan ketidak sempurnaan
kebijaksanaan yang diambil dapat membantu pemecahan masalah.
- Implementasi Keputusan
Manajer harus
menetapkan anggaran, mengadakan dan mengalokasikan sumberdaya yang
diperlukan, serta menugaskan wewenang dan tanggung jawab pelaksanaan
tugas, dengan memperhatikan resiko dan ketidak pastian terhadap
keputusan yang diambil.Sehingga perlu di buat prosedur laporan
kemajuan periodic dan mempersiapkan tindakan korektif bila timbul
masalah baru dalam keputusan yang dibuat serta mempersiapkan
peringatan dini atas segala kemungkinan yang terjadi.
- Evaluasi dan Hasil Keputusan
Implementasi yang
telah diambil harus selalu di monitor terus-menerus, apakah berjalan
lancer dan memberikan hasil yang diharapkan.
- Keterlibatan bawahan dalam pembuatan keputusan
Keterlibatan bawahan
dalam mengambil keputusan dapat bersifat resmi missal dengan
pembuatan kelompok , bisa juga bersifat tidak resmi missal dengan
meminta gagasan dan saran-saran.Pembuatan keputusan yang didasarkan
pada sifat formal lebih efektif karena banyak masukan-masukan
pengetahuan yang lainnya.Karakteristik situasi keputusan dan gaya
pembuatan keputusan menjemen akan mempengaruhi dan menentukan apakah
pembuatan keputusan dilakukan secara kelompok atau tidak.
0 komentar:
Posting Komentar